Tegallalang adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Gianar, Bali. Nama Tegallalang terkenal, antara lain karena memiliki sawah berundak (teras siring) yang indah. Sawah di buat berundak karena terletak di tanah yang miring. Tanah miring ini mirip lembah, tetapi agak curam.
Paling menyenangkan kalau melihat bagaimana cara air dialirkan pada petak-petak sawah disini. Air diambil dari sungai di tepi jalan. Sungai ini terletak pada bagian paling atas sawah itu. Air di sungai dialirkan melalui pipa besar dan ditampung pada satu petak. Dari situ, air kemudian dialirkan pada petak-petak sawah di kanan kiri dan bawahnya.
Air mengalir terus-menerus dari petak ke petak. Suaranya gemericik bersahut-sahutan. Pada siang hari, air yang mengalir tampak berkilauan memantulkan sinar matahari. Mengamati pemandangan sambil duduk-duduk di bawah pohon yang teduh di pematang sawah rasanya nyaaaammmmannn sekaallii!
Kita harus berhati-hati jika ingin menyusuri pematang teras siring di Tegallalang ini, sebab pematang sawah di sini licin, meskipun sebagian pematang itu di tumbuhi rerumputan. Kita sampai harus mencopot sandal agar tidak terpeleset. Jika ingin turun ke petak yang lebih bawah, kita harus turun lewat pematang yang cukup miring. Untung, di beberapa pematang sudah dibuat undak-undakan untuk jalan kaki. Namun, tidak semua pematang ada undaknya, sehingga kita harus menghafal jalan.
Oleh karena pematangnya cukup curam, kebanyakan petani tidak bisa membajak sawah menggunakan kerbau. Tentu akan sulit bagi petani untuk membawa alat bajak dan kerbaunya disawah yang miring. Oleh karena itu, sebagian petani cukup menggunakan cangkul dan garu untuk mengolah tanah.
Pemandangan sawah teras siring yang indah membuat Tegallalang dikunjungi oleh banyak turis. Biasanya mereka berdiri di tepi jalan untuk melihat-lihat. Ada juga yang asyik menikmati dengan duduk-duduk bersantai. Sebagian lagi mengabadikan pemandangan itu dengan kameranya.
Hhmmm....sungguh indah pemandangan alam teras siring di Tegallalang. Semoga saja harta pusaka Bali ini akan terus dirawat sehingga berumur panjang.
Bedah Buku Navigasi Bugis
8 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar